Selasa, 18 Desember 2007

Manajer Sukses Atau Manajer Efektif?

Seorang teman saya, wanita masih relatif muda, belum menikah, lebih dari sepuluh tahun lalu bekerja sebagai wartawan harian nasional di Yogyakarta. Saat itu kami kadang bertukar kabar dan komunikasi. Saya senang bertukar kabar dengan rekan dari dunia sastra dan jurnalistik karena saya menyenangi dunia itu tetapi domain pekerjaan saya bukan di situ. Saya hanya ingin sekali-kali menengoknya. Suatu saat dia cerita tentang hubungannya dengan seorang budayawan terkenal, penyair dan penulis produktif dari Yogyakarta. Teman saya bilang bahwa budayawan tersebut pernah mengatakan kalau dia ingin menjalin hubungan khusus dengan teman saya. Sudah lama, sejak mahasiswa di Yogyakarta saya respek pada pemikiran dan aktifitas si budayawan. Saya baca dan koleksi banyak tulisannya. Saya sering mengikuti diskusi yang menampilkan si budayawan sebagai nara sumber. Saya mendukung dan mengatakan pada teman saya, ”Why not? Saya setuju! Kan dia pintar.” Tetapi jawaban teman saya, mengagetkan. ”Saya gak mau berhubungan dengan dia dan mulai menghindarinya...,” kata teman saya. Mengapa? ”Karena dia juga mengatakan hal yang sama pada banyak wartawan wanita di Yogyakarta ha..ha..” Lho? Dia kan terkenal dan mengapa melakukan hal itu? ”Terkenal adalah satu hal dan mulia atau baik adalah hal lain...,” begitu jawabannya. Makanya, setelah itu saya tidak terlalu kaget bila ada orang terkenal lalu tiba-tiba diberitakan sesuatu yang tidak baik. Ada asap biasanya ada api terlebih dahulu. Makanya jangan terlalu dipikirin kalau melihat di infotaiment bahwa artis terkenal melakukan hal yang tak baik karena terkenal itu satu hal dan mulia itu hal lain.

 

Apa hubungannya dengan manajer? Dalam manajer juga berlaku hal tersebut. Meski tidak persis sama. Dalam suatu rapat internal membahas kriteria manning chart organisasi, atasan saya, Kepala Biro Pengembangan SDM, Wien Hartono mengutip sebuah buku berjudul Perilaku Organisasi karangan Stephen P Robbins mengatakan bahwa ada penelitian yang membuktikan manajer efektif itu satu hal dan manajer sukses itu hal lain. Dalam buku terbitan Prentice Hall dan Indeks setebal 842 halaman memuat penelitian F Luthans, RM Hodgetts dan SA Rosenkrantz dalam Real Manajers (Cambridge, MA: Ballinger, 1988) meneliti lebih dari 450 manajer. Fred Luthans adalah Profesor Manajemen George Holmes Distinguish di University of Nebraska, Lincoln. Apa yang mereka temukan? Ini yang menarik. Para manajer biasanya melakukan 4 kegiatan manajerial, yaitu manajemen tradisional (pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian), komunikasi (bertukar informasi rutin dan memproses dokumen), manajemen SDM (memotivasi, mendisiplinkan, mengelola konflik, mengalokasikan staf dan melatih), pembangunan jaringan (bersosialisasi, berpolitik dan berinteraksi dengan orang-orang luar).

 

Hasilnya yang lain? Rata-rata para manajer tersebut menghabiskan 32% waktunya untuk kegiatan manajemen tradisionil, 29% untuk berkomunikasi, 20% untuk kegiatan manajemen SDM dan 19% untuk kegiatan pembangunan jaringan. Ada lagi info lain. Manajer yang sukses mempunyai tekanan yang sangat berbeda dengan manajer yang efektif. Ada bedanya antara manajer yang sukses dan efektif? Manajer yang sukses definisinya berdasar kecepatan mendapatkan promosi dalam organisasi sedang manajer efektif definisinya berdasar kuantitas dan kualitas kinerja mereka dan kepuasan serta komitmen anak buah mereka. Dari penelitian tersebut, manajer sukses menghabiskan 48% waktunya untuk jaringan kerja, 28% untuk menjalin komunikasi, 13% untuk manajemen tradisional dan waktu paling kecil 11% untuk manajemen SDM. Sedang manajer efektif 44% waktunya untuk komunikasi, 26% untuk manajemen SDM, 19% untuk manajemen tradisionil dan hanya 11% untuk membangun jaringan kerja.

 

Masih dari buku tersebut, ada satu penelitian yang lebih baru terhadap para manajer Australia semakin memperkuat pentingnya membangun jaringan. Para manajer Australia yang aktif membangun jaringan mendapatkan lebih banyak promosi dan menikmati hadiah lain yang terkait dengan keberhasilan kariernya.

 

Jelas! Ada perbedaan antara manajer sukses dan manajer efektif. Jadi manajer sukses adalah satu hal dan manajer efektif adalah hal lain. Promosi tidak secara langsung berhubungan dengan kinerja tetapi yang penting adalah ketrampilan sosial dan politik untuk meraih kemajuan dalam organisasi. Bila di Inggris dan Australia saja ada perbedaan usaha antara manajer sukses dan efektif, saya rasa di Indonesia yang sebagian masih belum jelas dalam mengukur kinerja maka pendapat tersebut bisa lebih maju lagi dari pada itu. Dengan begitu terjawab sudah beberapa pertanyaan beberapa karyawan, mengapa si A dipromosikan padahal kinerjanya begini. Mengapa si B yang kinerjanya tinggi malah belum dipromosikan. Meski masih ada faktor lain lagi yang berpengaruh.

 

Pada akhirnya tergantung kita semua. Kita ingin menjadi siapa. Manajer yang sukses atau efektif. Menjadi karyawan yang sukses atau berguna pada perusahaannya. Menjadi orang tua yang sukses atau efektif bagi anggota keluarganya? Tapi ada kata-kata bijak yaitu orang yang paling baik adalah yang paling berguna bagi sesama. Alangkah indahnya bila kita dapat meraih keduanya? (Sunaryo Broto)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar