
Buku dan saya, tak jauh letaknya. Sejak kecil saya telah bergaul dengan buku. Di sekitar saya selalu ada buku. Di rumah banyak buku di rak buku. Di sekitar tempat tidur juga berserakan buku yang saya baca sebagai pengantar tidur.
Beberapa buku yang memuat beberapa karya saya. Saya mulai dengan buku antologi puisi sosial mahasiswa, Biarkan Kami Bermain yang diterbitkan oleh Majalah Balairung UGM sekitar tahun 1987. Buku ini pengantarnya oleh Emha Ainun Nadjib dan penutupnya oleh Ahmadun Yosi Herfanda. Ini buku pertama saya yang tentunya saya kenang dengan amat manis. Setelah itu ada buku antologi puisi Islam Hijrah yang diterbitkan Jamaah Shalauddin UGM menjadi buku kedua saya. Pengantar buku ini oleh Prof. Dr. Rahmat Djoko Pradopo dari Fak. Sastra UGM. Masih ada lagi buku kumpulan puisi Balada Manusia Industri yang terbit waktu saya menjadi karyawan di Pupuk Kaltim.
Selanjutnya buku terbit mengiringi karya. Ada beberapa buku terbit dari Kalimantan Timur yang menyertakan karya saya. Di antaranya dari Kantor Bahasa Pemprov Kaltim, yaitu Pengarang Kalimantan Timur dan Ensiklopedi Sastra Kaltim. Lalu setelah itu buku-bukunya dari Korie Layun Rampan yang mengumpulkan karya sastra para penulis di Kalimantan Timur, termasuk karya saya pada tahun 2011. Buku-bukunya adalah Kalimantan dalam Prosa Indonesia, Kalimantan dalam Puisi Indonesia, Kalimantan Timur dalam Sastra Indonesia. Buku-buku tersebut merupakan dokumentasi sastra paling lengkap di Kalimantan Timur.
Tahun 2012 terbit buku Narasi Tembuni yang merupakan salah satu puisi terbaik dari Komunitas Sastra Indonesia. Buku ini memuat salah satu puisi saya, Kutukan Kudungga dan puisi lain dari para penyair di seluruh Indonesia.
Karya akan tetap berjalan dan tak ada hari tanpa membaca dan menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar