Selasa, 15 Juni 2010

Resensi Buku Cara Mudah Menaklukan Setan

Judul buku : Cara Mudah menaklukan syetan. Karangan Susatyo Budi Wibowo. Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2008. 260 halaman. Pengantar oleh Prof. Dr. Ravik Karsidi MS.

 

Buku ini terbagi dalam 5 bab. Bab awal adalah mengenal setan, lalu tujuan Setan, langkah-langkah Setan, Setan dan Ilmu Hitam dan Melawan godaan setan.

 

Kata Setan banyak disebut dalam Al-Qur’an, yaitu makluk halus yang diciptakan dari api. Istilah setan dalam Al-Qur’an juga digunakan untuk menyebut para pemimpin kaum munafik dan para kafir karena merekalah yang menyesatkan para pengikutnya. Kata setan juga sering diperuntukkan bagi manusia yang berwatak dan berperilaku seperti setan.

 

Setan menolak perintah Allah, setan dikutuk Allah dan adanya setan merupakan peringatan bagi manusia. Setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Setan mengikuti dimanapun manusia berada. Setan mempunya pengikut setia yang tak terhitung jumlahnya. Setan pandai menyamar sesuai kehendaknya dan dapat bercokol di tubuh manusia tanpa disadarinya. Setan dapat mengikuti peredaran darah manusia. Setan dapat menembus jalan pikiran manusia dan suasana hati dengan cara yang paling halus tanpa diketahuinya.

 

Setan berorganisasi dan bermusyawarah. Setan dapat melihat manusia tetapi manusia tidak melihat setan. Setan mempunyai target memperdayakan manusia sebanyak-banyaknya. Setan ingin membuat manusia kafir dan berbuat dosa. Berbagai cara setan masuk dan memperdaya manusia dibahas di buku ini. Bagaimana setan menakuti manusia, setan menyakiti manusia, setan mengganggu orang wudhu dan sholat, setan membuat marah, setan membuat lupa, setan menyebar maksiat, setan mengajak tergesa-gesa, setan mengajak berbohonh, setan mengajak mals dll.

 

Setan takut kepada Allah. Setan lemah terhadap orang beriman. Setan tidak mampu memperdaya orang yang beriman dan tawakal.

 

Kadang kita merasa resah dengan berbagai sebab. Ternyata semua itu karena setan dan kita harus menepisnya. Kalau kita tetap resah berarti kita tidak kuat melawan setan. Untuk melawan godaan setan dengan beberapa cara: mohon perlindungan kepada Allah, selalu ingat pada Allah, beriman dan tawakal, beramar ma’ruf nahi munkar, berbicara yang baik, mengendalikan hawa nafsu dll

 

Buku ini bahasanya mengalir lancar dan disertahi dengan kutipan surat dan hadits Nabi. Menceritakan segala ihwal tentang setan. Tampilan buku lumayan bagus, hanya sayang cover depannya agak norak, yang menulis syetan dengan huruf merah darah dan menampilakan wajah buruk. Cover seperti itu terkesan buku jaman dulu dan mengesankan buku ketengan. Seperti cerita horor. Kalau terbit edisi kedua bisa diperbaiki covernya.

 

Memang isi buku ini bukan hal baru. Buku seperti ini sudah banyak diterbitkan. Kenapa saya resensi di sini? Karena saya diberi khusus oleh penulisnya yang juga kakak ipar saya. Penulis alumni Hukum Undip dan MM Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pernah menjadi anggota DPRD Karanganyar, Jateng periode lalu dan Ketua Umum PAN di Karanganyar.

 

Resensi Buku Hukum Agraria

 

Judul Buku: Hukum Agraria. Pengarang Suardi SH, MH. Diterbitkan oleh Badan Penerbit Iblam tahun 2005. Jumlah halaman 228.

 

Buku ini memang bukunya orang Agraria dan juga untuk pegangan bagi mahasiswa, praktisi, pemerhati masalah hokum pertanahan maupun masyarakat umum. Ditulis oleh karyawan Direktorat Tata Guna Tanah Dirjen Agraria, Depdagri. Penulis juga dosen di STIH Iblam, Jakarta dan tinggal di Bekasi.

 

Terdiri atas 9 bab dan masing-masing bab dibagi dalam sub bab. Bab I membahas tentang Hukum Agraria yang membaginya dalam arti pentinganya tanah, pengertiannya, dasar hukum, tujuan dan asas-asasnya. Sejarah Hukum Agraria dan Penyusunan UUPA dalam Bab II. Lalu berturut-turut membahas Hak-hak atas tanah, Tata Cara Perolehan Hak atas tanah, konversi, peƱatagunaan tanah, landreform, pendaftaran tanah, Hak tanggungan sebagai jaminan Hak atas tanah.

 

Semua bab di atas dijelaskan runtut item per item lengkap dengan catatan kaki dan refrensi beserta lampirannya. Ini memang buku serius. Namanya saja pegangan untuk mahasiswa. Bahasanya formal. Sangat formal seperti halnya buku kuliah. Bagi yang memerlukan pengetahuan tentang hukum agraria dapat menuntaskan dahaganya dengan membaca buku ini.

 

Buku ini saya resensi karena saya diberi khusus oleh penulisnya yang juga kakak ipar saya. Saya bahas sedikit karena saya menghargai orang yang dapat menulis buku. Supaya publikasinya buku ini dapat lebih luas. 

Kamis, 18 Maret 2010

We went to samarinda




We went to Samarinda with my family and employee of Human Resource Develepment Department. We saw Samboja Stadium and Samarinda Big Mosque in a bank of Mahakam River. We only taken a rest for a couple of days.

accompany my children to journey in Sangkimah




Sesekali keluar dari rutinitas harian. Di waktu luang saya mengajak anak untuk menikmati hutannya Kalimantan yang masih tersisa. nanti keburu habis he..he.. Di areal Taman Nasional Kutai ada kawasan Sangkimah tempat pohon ulin terbesar di Indonesia (dunia?), Diameternya lebih dari 2,5 meter. Tempatnya enak untuk treking. Ada jalan beralas kayu ulin memanjang dan disambung jalan tanah, sungai, jembatan kayu, jembatan sling, jembatan rusak dll. Asyik untuk uji nyali dan olah raga. Mencoba menikmati anugrah yang ada sambil mengjak anak.

My seed of anthurium




Waktu booming tanaman anthurium harganya melambung tinggi. bahkan sampai tak masuk akal. Masak harga tanaman anthurium jenmani bisa sampai Rp1 milyar? Bijinya saja yang harganya sampai Rp150-an ribu. Biji baru bertunas yang biasa disebut oce bisa sampai Rp200-an ribu. Ini bisa jadi harga kecambah termahal di dunia he..he.. Itupun mancarinya susah. Nah selang beda waktu hargapun terkoreksi. Sekarang sudah tidak gila2an harganya. Dan saya memanennya di saat sekarang. Ya dinikmati saja sambil dipajang di sini he..he..

Kamis, 11 Maret 2010

Menghulu Mahakam Belasan Jam




Sekali-kali bolehlah menikmati Indonesia yang luas ini. negeri yang cantik ini. Sekitar awal Maret kami ke Desa Telekat, Kembang Janggut, Kutai Kertanegara melalui Kota Bangun. Kami naik mobil dari Bontang ke Kota Bangun selepas magrib dan sampai di sana tengah malam. Lalu naik kapal kayu menyusuri Sungai Mahakam ke arah hilir dulu lalu belok ke anak Sungai Balayan ke arah hulu menuju Kembang Janggut. Lebih dari sebelas jam kami menghulu hingga akhirnya sampai ke desa Telekat.